SEKITAR 70% pemilih di Indonesia masih tergolong pemilih tidak rasional di dalam pemilu maupun pilkada/pemilukada. Boleh dikatakan mereka memilih capres-cawapres ibarat membeli buah durian. hanya dilihat kulitnya saja tanpa mengetahui bagaimana isinya. Yang sering terjadi yaitu, kulitnya bagus tetapi isinya busuk.
A.Cara memilih yang salah (Jumlah sekarang: 70%)
1.Karena faktor figur
Karena capresnya ganteng,gagah,cantik,kelihatannya berwibawa dan semacamnya.
2.Karena faktor kharisma
Karena capresnya anaknya mantan presiden,istrinya mantan presiden,masih keturunan raja Majapahit dan semacamnya.
3.Karena faktor gelar
Karena capresnya punya gelar S-1,S-2,S-3 atau punya predikat profesor,maka dia dianggap mampu menjadi presiden.
4.Karena faktor popularitas
Karena capresnya orang terkenal, maka capres lain yang tidak terkenal dianggap kurang meyakinkan.
5.Karena faktor visi misi yang sorgawi
Karena terpikat oleh visi misi dan janji-janji sorgawi sehingga para pemilih terbuai akan menikmati masa depan yang lebih baik.
6.Karena faktor iklan pencitraan di televisi
Karena terpengaruh oleh iklan-iklan pencitraan di televisi dengan penampilan yang meyakinkan.
7.Karena faktor pengaruh hasil lembaga survei
Karena tiap hari dipengaruhi iklan hasil survei yang mengarah salah seorang capres tertentu, maka beranggapan capres itulah yang terbaik untuk dipilih.
8.Karena faktor takut fatwa haram golput
Karena ada fatwa haram golput, maka pemilih memilih asal-asalan. hanya berdasarkan ilmu kira-kira yang sifatnya spekulatif saja.
9.Karena faktor iming-iming
Karena ada iming-iming uang, akan diberi pekerjaan, akan diberi proyek dan iming-iming lainnya, maka pemlihpun memilih capres ttersebut.
10.Karena faktor pendapat yang menyesatkan
Pemilih sering mendapat nasehat yang menyesatkan “kalau semua capres jelek dan tidak berkualitas, pilihlah yang terbaik dari mereka yang jelek dan tidak berkualitas”.
Atau,karena pemilih simpatisan Partai X, maka siapapun capres yang dicalonkan Partai X,pasti akan dipilihnya.
Kebodohan-kebodohan masyarakat pemilih seperti di atas, selama ini selalu dimanfaatkan oleh politisi-politisi busuk.
B.Cara memilih yang benar (Jumlah sekarang: 30%)
1.Mengetahui track recordnya baik.
2.Mengetahui prestasinya di masa lalunya ternyata baik
3.Mengetahui bahwa kepribadiannya baik
4.Mengetahui bahwa capres sebelumnya seorang yang takwa beragama
5.Mengetahui bahwa capres mempunyai sifat-sifat seorang pemimpin: jujur,adil,tegas,cerdas,kreatif,futuristik dan merakyat.
6.Mengetahui capres punya visi misi untuk memprioritaskan sumber daya alam demi kepentingan rakyat dan bukan untuk bangsa asing
7.Mengetahui bahwa capres tidak pro negara asing
8.Mengetahui bahwa capres lulusan dalam negeri
9.Mengetahui bahwa program-program capres merupakan program yang realistis
10.Mengetahui bahwa capres mempunyai jiwa nasionalis,kenegarawanan dan memahami manajemen profesional (apapun partai politiknya).
C.Sikap yang lain
-Daripada tidak ada capres yang tidak berkualitas,lebih baik golput
-Salah pilih, akan menimbulkan bencana (bencana ekonomi,politik,hukum,sosial,korupsi dan bencana-bencana lainnya).
Kesimpulan:
1.Pemilih spekulatif:
Mereka yang salah memilih capres karena hanya melihat kulit-kulitnya saja
2.Pemilih rasionalis:
Mereka yang benar memilih capres karena menilai kemampuannya,kepemimpinannya,nasionalisnya,kenegarawanannya dan kemampuan manajemennya.
Mereka yang benar dalam hal memilih pada umumnya dari kalangan mahasiswa dan akademisi atau masyarakat biasa yang punya pemahaman sempurna tentang politik.
Sumber gambar: ansorbangkalan.blogspot.com
Hariyanto Imadha
Facebooker/Blogger
Filed under: Uncategorized | Tagged: benar, capres, cara, cawapres, dalam, hariyanto imadha, memilih, politik, salah |
Semua komentar otomatis akan dihapus