• PARTAI POLITIK

    gambarbannerpartaigasing1

    gambarbannerpartaiyoyo1

    logo-apajpg1

    logo-barisannasionaljpg4

    logo-bulanbintangjpg1

    logo-gerindrajpg

    logo-hanurajpg

    logo-panjpg1

    logo-partaidemokratjpg

    logo-partaigarudajpg

    logo-partaigolkarjpg

    logo-pdipjpg

    logo-pibjpg

    logo-pkbjpg

    logo-pkdjpg

    logo-pknujpg

    logo-pkpjpg

    logo-pksjpg

    logo-pmbjpg

    logo-pnimarhaenjpg

    logo-ppijpg

    logo-pppjpg

POLITIK: Maju Mundurnya Sebuah Negara Tergantung Kualitas Pemimpinnya

SEMUA orang mengakui Indonesia dalam kondisi terpuruk. Bahkan sangat terpuruk. Korupsi, kolusi, nepotisme, pungli, perbuatan asusila, kemacetan lalu lintas,tindakan sewenang-wenang,pelayanan publik yang buruk,mahalnya harga sandang-pangan-pendidikan-kesehatan,mafia hukum, makelar kasus,utang pemerintah bertambah terus dan masih banyak lagi.

Pertanyaannya

Dari mana kita harus memperbaiki kondisi bangsa seperti ini? Ada yang menjawab, dari diri sendiri. Jawaban yang benar tapi tak semuanya mau dan bisa melakukannya.

Ibarat kita tinggal di RT/RW, maka segala urusan keamanan,ketertiban dan kebersihan merupakan 25% tanggung jawab warga dan 75% tanggung jawab pengurus RT/RW.

Tanggung jawab

Demikian juga di dalam berbangsa dan bernegara. Sekitar 25% merupakan tanggung jawab warganegara dan 75% tanggung jawab pemerintah. Pemerintah dipilih rakyat dan digaji memakai uangnya rakyat. Jadi, tanggung jawab terbesar di tangan pemerintah.

Tanggung jawab pemerintah adalah di tangan pemimpinnya. Oleh karena itu pemimpin yang dipilih harus memenuhi berbagai kriteria. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, maka kriteria pemimpin menurut Islam harus dipertimbangkan di samping menurut agama lain, tentunya.

Kuncinya di pemilu

Oleh karena itu, kunci memperbaiki kondisi Indonesia yang terpuruk yaitu melalui pemilu. Kita harus memilih seorang pemimpin dan wakil rakyat yang memenuhi kriteria.

Kriteria pemimpin menurut Islam

1. Berakidah yang bersih dari syirik, khurafat, tahayul serta percaya atau menggan tungkan diri kepada jin, setan dan dukun.

2. Tahu batas halal dan haram yang bentuknya adalah penerapan dalam diri, keluarga dan lingkungannya, sehingga dengan mudah dia bisa membedakan mana praktek haram dan mana halal.

3. Tidak pernah mencuri, berzina, minum khamar, berjudi, menipu rakyat, makan uang negara, manipulasi, korupsi, kolusi dan tidak makan uang riba.

4. Mampu menegakkan selalu amar makruh dan nahi mungkar dalam setiap kesempatan. Sebab sebagai penguasa, di tangannya ada kekuatan. Bila tidak dimanfaatkannya untuk amar makruf nahi mungkar, maka dia harus bertanggung-jawab di akhirat.

5. Siap menerima teguran / kritik kapan dan dimana saja, tidak pura-pura pergi dinas atau malah shopping keluar negeri bila ada masalah yang menuntut penanganan yang cepat. Juga tidak mengorbankan anak buah bila menghadapi masalah, tetapi secara jantan berani menunjukkan bahwa dirinya masih punya urat malu.

6. Dan tidak enak-enakan berpesta sebelum anak yatim terjamin masa depannya atau pun fakir miskin punya sumber rezeki yang jelas.

7. Cinta kepada ilmu pengetahuan dan berusaha menggratiskan semua bentuk sekolah dan fasilitas pendidikan.

8. Bersikap adil kepada semua pemeluk agama dan memberikan jaminan dan hak-hak mereka untuk bisa hidup dengan damai di bawah jaminan dirinya. Tetapi bersikap tegas bila terjadi kecurangan dan pelanggaran antara sesama pemeluk agama.

9. Memanfaatkan jabatannya ini untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk cari kekayaan baik buat diri, keluarga atau kroni.

Sumber:

http://salam-online.web.id/2008/10/25/kriteria-pemimpin-menurut-islam.html

Syarat lain

A.Mempunyai SQ tinggi:

1. Yang pandai menjaga (hafidzun) :

a. Seorang pemimpin harus pandai menjaga hubungan dnegan Allah swt.

b. Mampu menghadirkan Allah swt dalam setiap aktivitas dan perilakuknya

B.Mempunyai EQ tinggi

Bekerja dengan kerja amanah , jujur, memiliki integritas, komitmen terhadap bangsa dan negara. Tidak terjatuh dalam perilaku yang negatif : KKN misalnya

C.Mempunyai IQ tinggi:

Seorang pemimpin harus memiliki dan menguasai beragam disiplin ilmu untuk menunjang keberhasilan kepemimpinannya.

Di antaranya, ilmu agama, manajerial, leadership, ketatanegaraan, pengetahuan tentang kompleksitas problematika masyarakat , dan ilmu lainnya yang menunjang untuk kesuksesan dan keberhasilan kepemimpinanya. Dengan demikian diharapkan seseorang dapat memimpin secara professional, sehingga kebijakan yg dibuatnya akan berorientasi pada kemaslahatan rakyat yang dipimpinnya.

Sifat ini hanya terwujud pada diri seorang pemimpin yg mempunyai kecerdasan intelektual.

Sumber: Imam Nur Suharno, Republika 24 April 2009

Kesimpulan dan saran:

1.Jangan memilih capres-cawapres dan calon anggota DPR/DPD pada pemilu 2014 yang tidak sesuai dengan kriteria Islam

2.Jangan memilih jika Anda tidak mengetahui track record para politisi.

3.Jangan memilih parpol yang selama ini terbukti tidak aspiratif

4.Jangan memilih karena terbujuk oleh kampanye,visi dan misi ataupun iklan-iklan di media massa (TV,surat kabar,radio,spanduk,dll)

5.Jangan memilih hanya karena faktor fanatisme terhadap sebuah parpol atau politisi.

6.Jangan memilih berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga survei

7.Jangan memilih, daripada memilih tapi salah.

Catatan:

Kualittas pemimpin juga tergantung kualitas para pemilihnya.

Kata-kata bijak:

“Salah pilih, HARAM hukumnya”

Sumber gambar: jmlhopetech.wordpress.com

 

Hariyanto Imadha

Facebooker/Blogger

Semua komentar otomatis akan dihapus